9 CARA MENGATASI RASA SAKIT MENSTRUASI YANG BERLEBIHAN



Siklus Menstruasi berikut dysmenorrhea sebagai nyeri saat menstruasi pada perut bagian bawah atau pinggang yang terasa seperti kram. Terdapat Faktor yang Mempengaruhi dan Cara Mengatasi rasa sakit Haid yang berlebihan.

A.      Pengertian Dysmenorrhea

Suzannec (2001) mendeskripsikan dysmenorrhea sebagai nyeri saat menstruasi pada perut bagian bawah yang terasa seperti kram. Menurut Manuaba dkk (2006) dysmenorrhea adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Dysmenorrhea merupakan menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan punggung bawah yang terasa seperti kram (Varney, 2004).
9 Cara Mengatasi Rasa Sakit Menstruasi yang Berlebihan
9 Cara Mengatasi Rasa Sakit Menstruasi yang Berlebihan

B.       Patofisiologis Dysmenorrhea

Dysmenorrhea terjadi pada saat fase pramenstruasi (sekresi). Pada fase ini terjadi peningkatan hormon prolaktin dan hormon estrogen. Sesuai dengan sifatnya, prolaktin dapat meningkatkan kontraksi uterus. Hormon yang juga terlibat dalam dysmenorrhea adalah hormon prostaglandin. Prostaglandin sangat terkait dengan infertilitas pada wanita, dysmenorrhea, hipertensi, preeklamsi-eklamsi, dan anafilaktik syok. Pada fase menstruasi prostaglandin meningkatkan respon miometrial yang menstimulasi hormon oksitosin. Dan hormon oksitosin ini juga mempunyai sifat meningkatkan kontraksi uterus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dysmenorrhea sebagian besar akibat kontraksi uterus (Manuaba , 2006).

C.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dysmenorrhea

Menurut Prawirohardjo (1999), ada beberapa faktor diduga berperan dalam timbulnya dysmenorrhea yaitu:

1.       Faktor psikis

Pada wanita yang secara emosional tidak stabil, dysmenorrhea primer mudah terjadi. Kondisi tubuh erat kaitannya dengan faktor psikis, faktor ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Seringkali segera setelah perkawinan dysmenorrhea hilang, dan jarang sekali dysmenorrhea menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologis pada genitalia maupun perubahan psikis. Disamping itu, psikoterapi terkadang mampu menghilangkan dysmenorrhea primer.

2.       Faktor hormonal

Umumnya kejang atau kram yang terjadi pada dysmenorrhea primer dianggap terjadi akibat kontraksi uterus yang berlebihan. Tetapi teori ini tidak menerangkan mengapa dysmenorrhea tidak terjadi pada perdarahan disfungsi anovulatoar, yang biasanya disertai tingginya kadar estrogen tanpa adanya progesteron. Kadar progesteron yang rendah menyebabkan terbentuknya PGF2α dalam jumlah banyak. Kadar progesteron yang rendah akibat regresi korpus luteum menyebabkan terganggunya stabilitas membran lisosom dan juga meningkatkan pelepasan enzim fosfolipase-A2 yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis prostaglandin melalui perubahan fosfolipid menjadi asam archidonat. Peningkatan prostaglandin pada endometrium yang mengikuti turunnya kadar progesteron pada fase luteal akhir menyebabkan peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus.

3.       Faktor Resiko Dysmenorrhea

Menurut Damianus (2006), ada beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan terjadinya dysmenorrhea yaitu:
a.        Wanita yang merokok
b.       Wanita yang minum alkohol selama menstruasi karena alkohol akan memperpanjang nyeri pada saat menstruasi
c.        Wanita yang kelebihan berat badan dan obesitas
d.       Wanita yang tidak memiliki anak
e.       Menarche dini (wanita yang pertama menstruasi sebelum umur 12 tahun)
f.         Mempunyai riwayat yang sama dalam keluarga

4.       Gejala Dysmenorrhea

Menurut Kasdu (2005), gejala dysmenorrhea yang sering muncul adalah :
a.        Rasa sakit yang dimulai pada hari pertama menstruasi
b.       Terasa lebih baik setelah pendarahan menstruasi mulai
c.        Terkadang nyerinya hilang setelah satu atau dua hari. Namun, ada juga wanita yang masih merasakan nyeri perut meskipun sudah dua hari haid.
d.       Nyeri pada perut bagian bahwa, yang bisa menjalar ke punggung bagian bahwa dan tungkai.
e.       Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus.
f.         Terkadang disertai rasa mual, muntah, pusing atau pening.


D.      Terapi dan Penatalaksanaan Medik

Terapi dysmenorrhea terbagi atas dua macam yaitu:


1.       Terapi Farmakologi

Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat anti peradangan non steroid akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi. Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi, Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan medroxiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dysmenorrhea. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi). Jika dysmenorrhea sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas

2.       Terapi nonfarmakologi

Terapi pengobatan yang bisa dilakukan dalam mengurangi gejala Dysmenorrhea yang bersifat nonfarmakologi yaitu:
a.        Istirahat yang cukup
b.       Olah raga yang teratur (terutama berjalan). Olah raga Mampu meningkatkan produksi endorphin otak yang dapat menurunkan stress sehingga secara tidak langsung juga mengurangi nyeri
c.        Pemijitan. Pijatan lembut pada bagian tubuh klien yang nyeri dengan menggunakan tangan akan menyebabkan relaksasi otot dan memberikan efek sedasi.
d.       Yoga
e.       Orgasme pada aktivitas seksual
f.         Kompres hangat di daerah perut. Suhu panas dapat memperingan keluhan. Lakukan pengompresan dengan handuk panas atau botol air panas pada perut atau punggung bawah atau mandi dengan air hangat
g.        TENS ( Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation). Tindakan ini melalui pendekatan gate control of pain atau gerbang transmisi nyeri yaitu memblok stimuli nyeri dengan stimuli kurang nyeri kepada serabut-serabut besar. Stimuli listrik dapat mengakibatkan opiat dan non opiat jalur yang menurun.
h.       Distraksi pendengaran. Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki.

Sekian dariii kami mengenai Siklus Menstruasi dan Faktor yang Mempengaruhi dan Cara Mengatasi rasa sakit Haid yang berlebihan. semoga bisa bermanfaat untok anda para kaula muda mudi yan g haus akan pengetahuan.


0 Response to "9 CARA MENGATASI RASA SAKIT MENSTRUASI YANG BERLEBIHAN"

Post a Comment

healthnews

Welcome In Blogger dp-media

Contoh Sliding Login Dengan JQuery

Disamping ini adalah contoh Sliding Login menggunakan JQuery. Login Form Disamping hanya Contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB, Karena Blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya Silahkan : Klik Disini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!