Siklus Menstruasi berikut dysmenorrhea sebagai nyeri saat menstruasi pada perut bagian bawah atau pinggang yang terasa seperti kram. Terdapat Faktor yang Mempengaruhi dan Cara Mengatasi rasa sakit Haid yang berlebihan.
A. Pengertian Dysmenorrhea
Suzannec
(2001) mendeskripsikan dysmenorrhea sebagai nyeri saat menstruasi pada
perut bagian bawah yang terasa seperti kram. Menurut Manuaba dkk (2006) dysmenorrhea
adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan
gangguan pekerjaan sehari-hari. Dysmenorrhea merupakan menstruasi yang
sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan punggung bawah
yang terasa seperti kram (Varney, 2004).
B. Patofisiologis Dysmenorrhea
Dysmenorrhea
terjadi pada saat fase pramenstruasi
(sekresi). Pada fase ini terjadi peningkatan hormon prolaktin dan hormon
estrogen. Sesuai dengan sifatnya, prolaktin dapat meningkatkan kontraksi
uterus. Hormon yang juga terlibat dalam dysmenorrhea adalah hormon
prostaglandin. Prostaglandin sangat terkait dengan infertilitas pada wanita,
dysmenorrhea, hipertensi, preeklamsi-eklamsi, dan anafilaktik syok. Pada fase
menstruasi prostaglandin meningkatkan respon miometrial yang menstimulasi
hormon oksitosin. Dan hormon oksitosin ini juga mempunyai sifat meningkatkan
kontraksi uterus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dysmenorrhea sebagian
besar akibat kontraksi uterus (Manuaba , 2006).
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dysmenorrhea
Menurut
Prawirohardjo (1999), ada beberapa faktor diduga berperan dalam timbulnya dysmenorrhea
yaitu:
1. Faktor psikis
Pada wanita
yang secara emosional tidak stabil, dysmenorrhea primer mudah terjadi.
Kondisi tubuh erat kaitannya dengan faktor psikis, faktor ini dapat menurunkan
ketahanan terhadap rasa nyeri. Seringkali segera setelah perkawinan dysmenorrhea
hilang, dan jarang sekali dysmenorrhea menetap setelah melahirkan.
Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan
fisiologis pada genitalia maupun perubahan psikis. Disamping itu, psikoterapi
terkadang mampu menghilangkan dysmenorrhea primer.
2. Faktor hormonal
Umumnya
kejang atau kram yang terjadi pada dysmenorrhea primer dianggap terjadi
akibat kontraksi uterus yang berlebihan. Tetapi teori ini tidak menerangkan
mengapa dysmenorrhea tidak terjadi pada perdarahan disfungsi anovulatoar, yang
biasanya disertai tingginya kadar estrogen tanpa adanya progesteron. Kadar
progesteron yang rendah menyebabkan terbentuknya PGF2α dalam jumlah banyak.
Kadar progesteron yang rendah akibat regresi korpus luteum menyebabkan
terganggunya stabilitas membran lisosom dan juga meningkatkan pelepasan enzim
fosfolipase-A2 yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis prostaglandin
melalui perubahan fosfolipid menjadi asam archidonat. Peningkatan prostaglandin
pada endometrium yang mengikuti turunnya kadar progesteron pada fase luteal
akhir menyebabkan peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus.
3. Faktor Resiko Dysmenorrhea
Menurut
Damianus (2006), ada beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan terjadinya dysmenorrhea
yaitu:
a.
Wanita
yang merokok
b. Wanita yang minum alkohol selama
menstruasi karena alkohol akan memperpanjang nyeri pada saat menstruasi
c.
Wanita
yang kelebihan berat badan dan obesitas
d. Wanita yang tidak memiliki anak
e. Menarche dini (wanita yang pertama menstruasi sebelum
umur 12 tahun)
f.
Mempunyai
riwayat yang sama dalam keluarga
4. Gejala Dysmenorrhea
Menurut
Kasdu (2005), gejala dysmenorrhea yang sering muncul adalah :
a.
Rasa
sakit yang dimulai pada hari pertama menstruasi
b. Terasa lebih baik setelah pendarahan
menstruasi mulai
c.
Terkadang
nyerinya hilang setelah satu atau dua hari. Namun, ada juga wanita yang masih
merasakan nyeri perut meskipun sudah dua hari haid.
d. Nyeri pada perut bagian bahwa, yang
bisa menjalar ke punggung bagian bahwa dan tungkai.
e. Nyeri dirasakan sebagai kram yang
hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus.
f.
Terkadang
disertai rasa mual, muntah, pusing atau pening.
D. Terapi dan Penatalaksanaan Medik
Terapi dysmenorrhea terbagi
atas dua macam yaitu:
1. Terapi Farmakologi
Untuk
mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya
ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat anti peradangan non steroid akan
sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan
sampai hari 1-2 menstruasi. Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat
anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah
teratasi, Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka
diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau
diberikan medroxiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk
mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan
prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dysmenorrhea.
Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya
laparoskopi). Jika dysmenorrhea sangat berat bisa dilakukan ablasio
endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan
dengan alat pemanas
2. Terapi nonfarmakologi
Terapi
pengobatan yang bisa dilakukan dalam mengurangi gejala Dysmenorrhea yang
bersifat nonfarmakologi yaitu:
a.
Istirahat
yang cukup
b. Olah raga yang teratur (terutama
berjalan). Olah raga Mampu meningkatkan produksi endorphin otak yang dapat
menurunkan stress sehingga secara tidak langsung juga mengurangi nyeri
c.
Pemijitan.
Pijatan lembut pada bagian tubuh klien yang nyeri dengan menggunakan tangan
akan menyebabkan relaksasi otot dan memberikan efek sedasi.
d. Yoga
e. Orgasme pada aktivitas seksual
f.
Kompres
hangat di daerah perut. Suhu panas dapat memperingan keluhan. Lakukan
pengompresan dengan handuk panas atau botol air panas pada perut atau punggung
bawah atau mandi dengan air hangat
g.
TENS
( Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation). Tindakan ini melalui
pendekatan gate control of pain atau gerbang transmisi nyeri yaitu memblok
stimuli nyeri dengan stimuli kurang nyeri kepada serabut-serabut besar. Stimuli
listrik dapat mengakibatkan opiat dan non opiat jalur yang menurun.
h. Distraksi pendengaran. Diantaranya
mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air, individu
dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik
klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga
diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,
mengetukkan jari atau kaki.
Sekian dariii kami mengenai Siklus Menstruasi dan Faktor yang Mempengaruhi dan Cara Mengatasi rasa sakit Haid yang berlebihan. semoga bisa bermanfaat untok anda para kaula muda mudi yan g haus akan pengetahuan.
0 Response to "9 CARA MENGATASI RASA SAKIT MENSTRUASI YANG BERLEBIHAN"
Post a Comment